Ribuan angan sesaki pikiranku. Entah mana yang akan dilirik oleh sang
pengabul doa. Hari berlalu bagai buih diterjang angin. Terasa singkat,
padahal berbulan-bulan telah meninggalkan ibu. Bahkan, terhitung setahun
lebih. Senyum, tawa, dan amarahnya tak bisa terhapus dari benak ini.
Baru tahun ini aku jauh dari orang tua. Benar-benar jauh, harus
melintasi lautan jika ingin melihat senyumnya lagi. Harus mengawang
dengan merpati jika hendak membuatnya mengernyitkan kening, seraya
menyebut namaku dengan keras, pertanda amarahnya mulai tampak. Ah, jadi
rindu suasana rumah.